Add caption |
Haura Hikmah Muta'aaliyah
(Kado Terindah Bagi Kami)
(Kado Terindah Bagi Kami)
oleh:
Alfin Khaeruddin Puad
Haura Hikmah Muta'aaliyah, itulah nama yang kami sematkan ketika seorang bayi perempuan terlahir di hari Jum'at tanggal 25 Januari 2013 M. bertepatan dengan tanggal 13 Rabi'ul awwal 1434 H. pukul 07.30 WIB. Nama yang merupakan do'a dan tentunya harapan baik bagi kami sebagai orang tuanya.
Sebuah nama yang terinspirasi ketika saya (ayahnya) senang mengajar filsafat Islam di beberapa kampus di Tasikmalaya. Tepatnya ketika berkenalan dengan sosok filosof Persia Muhammad bin Ibrahim bin Yahya al-Qawami al-Syirazy, yang bergelar ‘Shadr al-Din’ dan lebih popular dengan sebutan Mulla Shadra (979 H./1571 M.) atau Shard al-Muta’alihin.
Hikmah Muta'aaliyah (Trancendent theoshopy) merupakan teori Mulla Sadra dalam berfilsafat, sejenis hikmah atau falsafah yang dilandasi oleh fondasi metafisika yang murni, yang diperoleh melalui intuisi intelektual, dan diformulasikan secara rasional dengan menggunakan argumen-argumen yang rasional dan direalisasikan dengan mengikuti aturan syari’at. teori ini didasarkan pada tiga prinsip, yaitu: iluminasi intelektual (dzawq atau isyraq), pembuktian rasional (‘aql atau istidlal ), dan agama (syari’ atau wahyu). Hikmah Muta’aliyah dalam meraih makrifat menggunakan tiga sumber yaitu: al-Quran dan hadis, argumen rasional (akal), penyingkapan (mukasyafah), sehingga dikatakan paling tingginya hikmah.
Teori Hikmah Muta'aaliyah memadukan tiga macam metodologi berpikir, yaitu: 1). Bayani, 2). Burhani, dan 3). Irfani.
Metodologi berpikir Bayani adalah sebuah model metodologi berfikir yang didasarkan atas teks. Teks sucilah yang mempunyai otoritas penuh untuk memberikan arah tujuan dan arti kebenaran, sedangkan rasio menurut metodologi ini hanya berperan-fungsi sebagai pengawal bagi keamanan otoritas teks tersebut. Sedangkan metodologi berpikir Burhani adalah metodologi yang tidak didasarkan atas teks maupun pengalaman, melainkan atas dasar runtutan nalar logika, bahkan dalam tahap tertentu, interpretasi teks hanya bisa diterima apabila tidak bertentangan dengan aturan logis.
Adapun Metodologi berpikir 'Irfani adalah model metodologi yang didasarkan atas pendekatan dan pengalaman langsung atas realitas spiritual keagamaan. Berbeda dengan sasaran bayani yang bersifat eksoteris, sasaran bidik 'irfani adalah bagian esoteris (batin) teks, karena itu, rasio berperan sebagai alat untuk menjelaskan berbagai pengalaman spiritual tersebut.
Jadi, dengan penyematan nama Haura Hikmah Muta'aaliyah, diharapkan anak kami menjadi sosok perempuan cantik (haura/bidadari) yang memiliki ilmu pengetahuan tinggi dan berakhlak mulia. Sosok seperti inilah yang diperlukan untuk menghadapi kehidupan dimasa sekarang dan masa yang akan datang. wallahu a'lam
21 Maret 2017
No comments:
Post a Comment